Studi: Terapi CBD Redakan Gejala Anxiety pada Pasien Muda

Studi: Terapi CBD Redakan Gejala Anxiety pada Pasien Muda

majalahtren.com – Studi: Terapi CBD Redakan Gejala Anxiety pada Pasien Muda. Sepanjang kehidupan sehari-hari, pasti ada saat-saat yang membuat kita merasa gelisah. Namun, jika ketegangan melebihi batas dan menghambat kehidupan sehari-hari, ini dapat menunjukkan efek samping dari kegelisahan atau kegugupan, salah satu kondisi psikologis paling umum yang dialami.

Perawatan dan pengobatan yang tepat dapat mengalahkan efek samping kegugupan sehingga kepuasan pribadi pasien tetap terjaga. Dari perawatan yang berbeda, satu penyelidikan menemukan bahwa cannabidiol (CBD) dari pot (C. sativa) dapat membantu menghilangkan efek samping dari ketegangan pada pasien yang lebih muda.

1. Libatkan puluhan pasien mental muda

Ketika seorang pasien dengan keadaan pikiran tidak lagi menjawab pengobatan, teknik pengobatan baru diharapkan untuk mengobati kondisi tersebut. Didistribusikan dalam Journal of Clinical Psychiatry menjelang awal Agustus 2022, spesialis Australia perlu melihat kelayakan CBD, senyawa gulma yang tidak mempengaruhi pikiran, pada pasien mental yang aman dari obat-obatan.

Pada 2018-2019, ulasan bernama “Cannabidiol untuk Gangguan Kecemasan Tahan Pengobatan pada Orang Muda” melibatkan 31 pasien yang memenuhi aturan ketegangan DSM-5 yang matang 12 hingga 25 tahun. Para pasien mendapat 800 miligram (mg) CBD setiap hari untuk waktu yang sangat lama.

2. Hasil: CBD meredakan gejala anxiety

Pada minggu ke-12, para analis memperkirakan skor Overall Anxiety Severity and Impairment Scale (OASIS) untuk menentukan keseriusan efek samping kegelisahan pada pasien. Secara umum, ada penurunan 42,6% dalam keparahan ketegangan pada pasien setelah mengambil CBD.

“Banyak pasien melaporkan penurunan tekanan. Mereka merasa lebih longgar, memiliki efek samping yang lebih sedikit, dan merasa lebih tenang. Faktanya, sebagai akibat dari dampak CBD, mereka percaya bahwa mereka tidak perlu lagi melibatkan zat terlarang untuk diri mereka sendiri. -obat,” ungkap salah satu dokter spesialis, Emily Li.

Selain OASIS, para ahli juga menggunakan strategi Clinical Global Impressions (CGI) untuk memeriksa efek samping yang memberatkan dan kerja sosial pasien. Hasilnya adalah komparatif. Setelah penggunaan CBD, terjadi peningkatan skor CGI, efek samping yang memberatkan, dan kemampuan sosial untuk bekerja pada pasien.

3. Terlihat adanya efek samping

Sementara penelitian ini membuka jalan baru untuk menyelidiki kemampuan gulma dan CBD untuk pasien gugup, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Untuk memulainya, penelitian ini memiliki contoh yang tidak signifikan dan durasi yang singkat (12 minggu). Akibatnya, penyelidikan masa depan seharusnya memasukkan lebih banyak anggota dengan jangka waktu yang lebih panjang.

Juga, para ilmuwan Australia memperhatikan adanya efek samping CBD. Dari 31 pasien, 25 mengalami efek insidental seperti kelelahan, temperamen buruk, kedinginan, dan muka memerah. Meskipun tidak ada efek samping yang serius, pemeriksaan di masa depan juga dapat memeriksa hasil pemanfaatan CBD jangka panjang.

4. Ada kemungkinan efek plasebo?

Mengomentari review, ketua review, Prof. Paul Amminger, mengatakan bahwa CBD dapat mengobati masalah mental. Sejujurnya, yang menarik dari penelitian ini adalah bahwa CBD dapat mengurangi keparahan efek samping ketegangan menjelang akhir ulasan.

“Menurut saya hal yang paling mencengangkan dari penelitian ini adalah tingkat kegugupan dari yang ekstrim hingga yang sangat ekstrim bisa berkurang hingga 50 persen menjelang akhir review,” kata Prof. Amminger.

Apakah ini karena konsekuensi yang dipengaruhi diri sendiri? Para ahli tidak menghalangi kemungkinan ini untuk dieksplorasi dalam tinjauan berikut. Meskipun sebenarnya bingung, Prof. Amminger mengatakan informasi dalam penelitian ini meremehkan potensi konsekuensi yang dipengaruhi diri sendiri untuk memengaruhi ulasan.

Menurut Prof. Amminger, pasien tersebut termasuk yang memiliki kasus resistensi obat yang paling parah. Dengan demikian, penurunan tingkat kegugupan setelah mengonsumsi CBD menunjukkan dampak narkotik (ansiolitik) yang kritis secara klinis.

“Bagaimanapun, pendahuluan klinis terkontrol secara acak diharapkan untuk menegaskan kelangsungan hidup dan keamanan mengambil CBD,” tambah Prof Amminger.