Bagaimana Cara Mendiagnosis HIV pada Anak Sangat Penting Untuk Dipahami

Bagaimana Cara Mendiagnosis HIV pada Anak Sangat Penting Untuk Dipahami

majalahtren.com – Bagaimana Cara Mendiagnosis HIV pada Anak Sangat Penting Untuk Dipahami. HIV/Helps sudah tidak asing lagi untuk didiskusikan. Tidak hanya dikomunikasikan melalui hubungan seks, jarum suntik dan darah, HIV menyebar dari ibu ke anak selama kehamilan, persalinan dan menyusui. Melihat cara penyebarannya, kita dapat memahami bahwa HIV bukan hanya penyakit orang dewasa. Pengumpulan usia anak-anak termasuk bayi juga dapat terpengaruh.

Buku berjudul Nursing HIV/Helps menjelaskan bahwa anak-anak dengan HIV sering mengalami penyakit bakteri, masalah pertumbuhan dan perkembangan, limfadenopati, dan kandidiasis mulut. Menjelang awal penyakit, efek sampingnya tidak terlihat dan sulit dibedakan. Petunjuk langkah demi langkah untuk mencari tahu temuan melalui melakukan penilaian seperti yang ditunjukkan oleh strategi.

Bagaimana cara menganalisis HIV pada anak muda? Yuk, lihat total datanya sampai selesai!

1. Diagnosis HIV pada bayi usia kurang dari 18 bulan

Sebagian besar, tes HIV pada orang dewasa dilakukan melalui tes imunosorben yang terhubung dengan katalis (ELISA) dan tes smear barat. Namun, untuk anak-anak yang lebih muda dari satu setengah tahun, metode yang disarankan adalah tes virological polymerase chain response (PCR).

Hasil tes ELISA dan western smudge cenderung keliru jika dilakukan pada bayi yang berusia di bawah satu setengah tahun. The Nursing Care Book for HIV/Helps Tainted Patient mengungkapkan bahwa antibodi mereka sebenarnya mengandung antibodi ibu mereka. Oleh karena itu, kedua tes tersebut tidak akurat dan hasil yang menyesatkan dapat terjadi, khususnya adanya hasil HIV positif meskipun faktanya anak tersebut tidak benar-benar terinfeksi.

2. Diagnosis HIV pada bayi usia lebih dari 18 bulan

Cara mendiagnosis anak berusia satu setengah tahun ke atas adalah dengan melihat efek samping dan tes pusat penelitian. Mereka sudah bisa menjalani tes HIV seperti orang dewasa yang menggunakan tes antidepresan, seperti ELISA. Pengelompokan oleh Komunitas untuk Pencegahan dan Antisipasi Menular (CDC) dan Asosiasi Kesejahteraan Dunia (WHO) juga digunakan untuk menentukan anak-anak yang mengidap HIV.

3. Klasifikasi CDC

Penentuan HIV pada anak-anak menurut CDC dipisahkan berdasarkan nilai limfosit CD4 dan efek samping penyakit. Sel CD4 adalah bagian utama dari kerangka yang tidak dapat ditembus. Setiap kali terinfeksi HIV, nilainya akan berkurang.

Klasifikasi nilai limfosit CD4 dipisahkan menjadi tiga kelas, untuk lebih spesifik:

  • Klasifikasi 1: tidak ada penyembunyian
  • Klasifikasi 2: penyembunyian sedang
  • Klasifikasi 3: penyembunyian ekstrim

Sedangkan klasifikasi klinis dipisahkan menjadi lima, untuk lebih spesifiknya:

  • Klasifikasi N: efek samping ringan
  • Klasifikasi A: efek samping sedang
  • Klasifikasi B: efek samping sedang
  • Klasifikasi C: efek samping yang serius
  • Klasifikasi E: anak tertular dari ibunya belum jelas statusnya

4. Klasifikasi WHO

Namun, menurut WHO, analisis HIV pada anak muda diatur berdasarkan efek samping mayor dan minor. Anak-anak dapat diuji positif dengan asumsi mereka mengalami dua efek samping signifikan dan dua efek samping minor, meskipun mereka belum melakukan tes ELISA atau tes lainnya. Efek samping HIV mayor dan minor WHO pada anak-anak meliputi:

Gejala mayor:

  • Ketidakmampuan untuk berkembang atau penurunan berat badan
  • Tuberkulosis (TBC)
  • Perut kendur yang sedang berlangsung
  • Menimbulkan demam tanpa sebab

Gejala minor:

  • Peretasan jangka panjang
  • Menyimpulkan limfadenopati
  • kandidiasis rongga mulut
  • Penyakit intermiten
  • Radang paru-paru
  • Menyimpulkan penyakit kulit

5. Bagaimana cara pengobatan HIV pada anak?

Anjuran untuk menekan perkembangan infeksi HIV dengan rutin mengonsumsi pengobatan antiretroviral (ARV), ini juga berlaku untuk anak-anak. Efek samping infeksi dapat diatasi dengan perawatan ekstra yang disesuaikan dengan kondisi anak. Bagaimanapun, pengobatan HIV harus diubah sesuai dengan usia dan fase pembentukan anak.

Mendiagnosis HIV pada anak tidak bisa disamakan dengan orang dewasa. Usia anak memengaruhi jenis tes yang dipilih dan hasilnya.