Merasakan Sensasi Semut Merayap di Permukaan Kulit dan Waspada Formikasi

Merasakan Sensasi Semut Merayap di Permukaan Kulit dan Waspada Formikasi

majalahtren.com – Merasakan Sensasi Semut Merayap di Permukaan Kulit dan Waspada Formikasi. Pernahkah Anda merasakan serangga bawah tanah berjalan di tubuh Anda? Bagaimanapun, setelah memeriksa, tidak ada apa-apa? Betapa anehnya, bukan? Efek samping seperti itu disebut formikasi.

Sensasi semacam ini sangat canggung bagi korban. Tak terbayangkan kondisi ini akan menghambat aktivitas sehari-hari. Apa itu formikasi dan bagaimana mengelolanya? Silakan lihat pertunjukan lengkap di bawah ini!

1. Apa itu formikasi?

Keunikan merasakan sensasi seolah-olah serangga bawah tanah sedang berjalan disebut formikasi. Istilah ini berasal dari bahasa Latin, khususnya formika yang berarti ‘serangga bawah tanah’. Merasakan sensasi pada kulit dengan hampir tidak ada kegembiraan yang sebenarnya adalah sejenis visualisasi material atau material.

Sensasi semacam ini adalah semacam paresthesia. Paresthesia bisa melalui menggigil, terbakar, kesemutan, dan bahkan mati rasa. Kondisi paresthesia bisa terjadi dalam jangka pendek maupun panjang.

2. Gejala utama formikasi

Efek samping mendasar yang bisa kita rasakan adalah kesan serangga bawah tanah merayap di lapisan luar kulit. Kesan serangga bawah tanah berjalan menyebabkan kesemutan. Seperti itu, akibatnya kita akan menggaruknya. Pada umumnya, formikasi terjadi pada malam hari.

Terus menerus menggaruk untuk meredakan kesemutan akan mempengaruhi kulit. Cedera serius akan mampu oleh kulit. Bisa jadi luka parah tersebut akan menular dan menimbulkan berbagai penyakit.

3. Gejala lain dari formikasi

Penataan bukan sekadar kesan serangga merayap. Efek samping mendasar ini mungkin digabungkan dengan efek samping yang berbeda. Ini terjadi tergantung pada alasannya.

Beberapa efek samping lainnya adalah rasa sakit di sekujur tubuh, rasa lelah, gemetar di tangan atau jari, pertumbuhan mulai mundur, dan tubuh terasa padat. Demikian pula, kita juga dapat merasakan berbagai efek samping melalui perasaan gelisah, putus asa, mudah marah, dan mengalami masalah fokus atau pikiran kabur.

4. Faktor penyebab formikasi

Variabel penyebab formikasi berbeda. Setiap korban dapat memiliki berbagai penyebab. Beberapa penyebab formikasi adalah penyakit, masalah kesehatan emosional tertentu, dengan efek obat-obatan tertentu.

Penyakit yang dapat menyebabkan formikasi adalah penyakit, fibromyalgia, stroke, HIV, herpes zoster, demensia, penyakit Parkinson, perimenopause, neuropati diabetik, dan pertumbuhan kulit yang ganas. Kemudian, masalah kegelisahan, dermatillomania, keputusasaan, dan skizofrenia merupakan masalah kesejahteraan psikologis yang dapat menimbulkan formikasi. Beberapa jenis obat yang dapat memicu timbulnya formikasi adalah antimikroba, obat antijamur, obat anti kejang, obat atas, pereda nyeri, dan obat yang mengandung bahan kimia.

5. Cara mengatasi kemunculan formikasi

Untuk mengalahkan formikasi, tentu saja, bergantung pada alasannya. Selain itu, untuk mengurangi rasa gatal, krim kulit bisa dijadikan pilihan. Selain itu, gunakan krim pelembab agar kulit selalu terhidrasi.

Oleh karena itu, jika formikasi muncul dengan frekuensi yang terlalu tinggi, Anda perlu berkonsultasi dengan dokter. Spesialis akan memeriksa pemicu formikasi dan memberikan obat yang sesuai. Terapi jangka panjang akan dilakukan jika penyebabnya adalah penyakit seperti herpes zoster, Parkinson, dan fibromyalgia.

Kesan serangga bawah tanah yang merayap di lapisan luar kulit menyebabkan kulit terasa mengganggu. Jika kesemutan muncul, Anda tidak perlu menggaruknya dengan kuat. Hal ini untuk menjauh dari kehadiran luka menyakitkan dan ketidaknyamanan.