Pedoman Pencegahan dan Penanganan Cacar Monyet

Pedoman Pencegahan dan Penanganan Cacar Monyet

majalahtren.com – Pedoman Pencegahan dan Penanganan Cacar Monyet. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa cacar monyet atau monkeypox menjadi krisis kesejahteraan dunia pada 23 Juli 2022. Indonesia sendiri dikejutkan dengan kehadiran pasien cacar monyet di Semarang, Jawa Tengah, menjelang awal Agustus 2022.

Terlepas dari kenyataan bahwa itu hanyalah penyakit lain, melihat peningkatan besar cacar monyet akhir-akhir ini, WHO akhirnya mengeluarkan aturan untuk mencegah penyebaran cacar monyet, yang saat ini berjumlah sekitar 26.000 kasus.

1. Penularan

Sesuai aturan WHO pada 18 Juli 2022, monkeypox menyebar melalui kontak dekat, seperti berkontak, berciuman, hingga kontak seksual, dengan penderita monkeypox. Pasien cacar monyet berhenti berkomunikasi ketika luka mengering, keropeng terkelupas, dan struktur kulit baru.

Bisul, luka, dan memar di mulut pasien cacar monyet juga dapat menyebabkan infeksi cacar monyet (MPXV). Dengan demikian, ciuman, obat tetes pernapasan, terisak atau peretasan, dan penyemprot jarak dekat dari mulut pasien juga dapat mengirim MPXV.

MPXV juga dapat menyebar di sekitar iklim pasien cacar monyet. Dengan demikian, penularan dapat terjadi dengan asumsi seseorang kontak memprotes bahwa pasien baru saja dihubungi atau digunakan. Selain itu, penularan dapat terjadi jika Anda secara tidak sengaja menghirup kulit penderita cacar monyet dari pakaian hingga sprei.

2. Gejala

WHO memperingatkan bahwa dengan asumsi bahwa seseorang berada dalam kontak dekat dengan atau disajikan ke MPXV dari pasien monkeypox, efek samping dapat muncul dalam 21 hari berikutnya. Efek samping yang paling terkenal adalah ruam seperti jerawat yang menyebabkan rasa sakit dan kesemutan di seluruh tubuh. Ruam ini biasanya terlihat pada:

  • Bagian privat.
  • Butt-centric.
  • Mulut.
  • Telapak tangan dan kaki.
  • Lubang mulut.
  • Tenggorokan.

Terlebih lagi, luka bisa terbentuk, dari beberapa hingga ribuan. Ruam cacar monyet bagaimanapun dapat mengirim MPXV, kecuali jika mengering menjadi keropeng, keropeng itu terlepas, dan struktur kulit baru. Selama self-disconnection, siklus ini membutuhkan waktu setengah bulan. Efek samping yang berbeda termasuk:

  • Demam.
  • Organ getah bening.
  • Migrain.
  • Otot berdenyut.
  • Kembali menyiksa.
  • Kelemahan.

Seperti yang ditunjukkan oleh WHO, pasien mungkin mengalami semua atau sebagian dari efek samping ini. Sementara beberapa mengalami efek samping yang ringan, beberapa dapat menimbulkan efek samping serius yang memerlukan perawatan klinis di klinik.

3. Cacar monyet dan seks

Seperti yang dimaklumi, WHO mengatakan bahwa monkeypox dapat menyebar melalui kontak dekat, bahkan dari ciuman, kontak, seks oral, seks vaginal, atau seks pantat-sentris dengan pasien monkeypox. Dengan cara ini, penderita cacar monyet dihimbau untuk menjauhi tindakan seksual hingga sembuh.

Satu hal yang harus mungkin adalah tidak mengubah kaki tangan. Terlebih lagi, ruam cacar monyet bisa muncul di area yang sulit dilihat, misalnya,

  • Mulut
  • Tenggorokan
  • Bagian pribadi (penis atau vagina)
  • Pantat-sentris

Karena WHO tidak tahu apakah air mani atau cairan vagina dapat menyebarkan MPXV, mereka meminta pasien yang sembuh dari cacar monyet untuk memakai kondom saat berhubungan seks untuk waktu yang lama setelah pemulihan. Mengenakan kondom tidak mencegah kontaminasi cacar monyet, tetapi pada dasarnya dapat melindungi dari penyakit fisik lainnya.

Orang yang memiliki masalah keamanan, seperti HIV/AIDS, berada dalam bahaya komplikasi serius dengan asumsi mereka terkena cacar monyet. Dengan musuh pengobatan retroviral yang tepat, pasien dengan HIV/AIDS dapat menekan MPXV.

WHO melihat bahwa pemeriksaan masih diarahkan untuk menentukan risiko dan kemampuan cacar monyet pada pasien HIV/AIDS. Semua hal dianggap sama, pasien HIV/AIDS yang stabil dalam efek samping dan tercemar monkeypox belum mengumumkan kesulitan yang ekstrim.

4. Tindakan bila positif cacar monyet

Jika Anda berada dalam kontak dekat dengan pasien cacar monyet dan efek samping mulai muncul, segera konsultasikan dengan spesialis. Kamu butuh:

  • Diperiksa dan mendapatkan penentuan oleh spesialis.
  • Lubang dan jauhi kontak dekat dengan orang lain (menghitung seks).
  • Mengobati efek samping fisik (dan juga mental) saat menjalani pemisahan diri.

Pasien cacar monyet perlu memperjelas tekad mereka dengan asumsi bahwa mereka melakukan kontak dekat atau melakukan hubungan intim dengan orang lain. Seperti itu, mereka dapat tetap waspada terhadap efek samping selama 21 hari berikutnya.

Jika positif cacar monyet, pasien harus menjalani isomanisme sampai ruam mengering menjadi keropeng, keropeng terlepas, dan struktur kulit baru. Dengan begitu, pasien dapat mencegah penularan ke unsur lingkungan.

5. Isoman saat cacar monyet

Jika pasien cacar monyet isoman di rumah, risiko penularan dapat dikurangi dengan:

  • Mandi terlindung di kamar sendiri.
  • Memanfaatkan alat makan, handuk, benda, hingga alas tidur itu sendiri.
  • Memanfaatkan toilet sendiri (atau membersihkan setelah penggunaan terus-menerus).
  • Bersihkan permukaan yang kontak pasien dengan pembersih dan air, atau pembersih keluarga, dan jangan bersihkan kamar isoman pasien.

Lakukan sendiri pakaian dan simpan pakaian dalam karung plastik.
Buka jendela kamar agar ventilasi tetap terjaga
Jika penderita cacar monyet terpaksa isoman di ruangan yang sama dengan orang lain, usahakan untuk tidak menyentuh barang atau kontak dekat dengan teman serumah, cuci tangan sesering mungkin, tutupi ruam dengan baju atau balutan, pakai cadar berlapis ganda, dan buka jendela untuk menjaga ventilasi.

Selama periode isoman, baik di rumah maupun di klinik medis, administrasi kesejahteraan akan memberikan nasihat tentang apa yang harus dilakukan dan bagaimana memulihkan diri. Sarana tersebut antara lain:

  • Teruslah menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh.
  • Cukup makan.
  • Istirahat yang cukup.
  • Gunakan atau minum obat untuk siksaan dan demam jika perlu.
  • Cobalah untuk tidak menggaruk ruam.
  • Bersihkan ruam dengan air steril atau germisida.
  • Luka harus kering dan tidak boleh ditutupi.
  • Bersihkan luka di mulut dengan air garam dan bersihkan dengan baking pop atau garam Epsom.

Terlepas dari kenyataan bahwa Anda bisa menjadi isoman di rumah, ada peluang berbeda untuk efek samping menurun. WHO memperingatkan jika efek samping cacar monyet tidak membaik atau mencoba dan memburuk, segera bergegas ke klinik darurat.

6. Mencegah stigma

Mengalami cacar monyet tidak hanya membebani tubuh, tetapi juga otak. Jika pasien cacar monyet mengakui kondisinya, ada alasan kuat untuk menilai atau mengharapkan sesuatu. Nilai bahwa mereka berangkat untuk berbicara kebenaran tentang kondisi mereka.

Bagi orang-orang di sekitar, dari orang-orang terkasih, bantulah pasien cacar monyet dengan baik, misalnya membantu memenuhi kebutuhan atau memantau kondisi mereka secara konsisten. Orang-orang di sekitar dan daerah setempat harus menjadi jaringan yang mendukung secara emosional jika pasien cacar monyet tidak mampu secara finansial.

Demikian juga, dorong mereka untuk mengikuti kesejahteraan emosional dan merangkul cara hidup yang sehat.

Sementara dinyatakan bulan lalu sebagai kewajaran terbaik, pertaruhan cacar monyet tidak terbatas pada pria yang melakukan hubungan seksual dengan pria. Orang-orang yang berhubungan dekat dengan pasien cacar monyet juga berisiko tertular.

Pada dasarnya, semua orang dapat terkontaminasi dengan infeksi cacar monyet. Menyebarkan aib, menuduh, dan mempermalukan pasien cacar monyet jelas bukan tindakan yang terhormat karena ini sangat menghambat upaya pengendalian wabah dan membuat pasien ragu untuk mencari pengobatan.