7 Fakta Superbug Bikin Antibiotik Gak Mempan

7 Fakta Superbug Bikin Antibiotik Gak Mempan

majalahtren.com – 7 Fakta Superbug Bikin Antibiotik Gak Mempan. Superbug adalah jenis mikroba, infeksi, parasit, dan organisme yang kebal terhadap sebagian besar agen anti-infeksi. Contoh superbug adalah mikroba yang menyebabkan pneumonia, kontaminasi saluran kemih, dan penyakit kulit.

Oposisi obat terjadi secara normal dan tidak dapat dihentikan, namun cenderung diputar kembali. Setelah beberapa waktu, mikroba seperti organisme mikroskopis, infeksi, parasit, dan pertumbuhan menyesuaikan diri dengan agen anti-infeksi yang berbeda. Hal ini semakin membuat pengobatan mikroba kurang layak.

1. Superbug paling banyak menyebar di rumah sakit

Klinik darurat adalah tempat yang paling diharapkan untuk mendapatkan superbug. Ini karena di klinik, organisme memiliki tempat yang berpotensi menguntungkan yang tak terhitung jumlahnya. Logis Amerika mengukur bahwa sekitar 100.000 orang meninggal setiap tahun dari mikroorganisme yang ditemukan di kantor layanan medis.

Jadi bagaimana ini terhubung dengan superbug? Organisme maju menjadi kebal terhadap anti-mikroba. Klinik darurat adalah tempat di mana agen anti infeksi digunakan secara luas, sehingga merupakan salah satu elemen mendasar dalam pembangunan.

Demikian pula, ada banyak luka serius dan darah di klinik, yang merupakan tempat yang menguntungkan bagi superbug.

2. Superbug juga dapat memengaruhi orang sehat

Menurut penelitian yang dilakukan oleh World Wellbeing Association (WHO), lebih dari 44% responden dalam tinjauan tersebut merasa bahwa resistensi antitoksin hanya mampu dilakukan oleh orang yang mengonsumsi obat antiinfeksi secara konsisten. Faktanya, siapa pun bisa terkena penyakit yang kebal terhadap antitoksin.

Meskipun demikian, orang-orang tertentu lebih rentan terhadap kontaminasi daripada yang lain. Misalnya, orang dengan penyakit yang sedang berlangsung, memiliki sistem kekebalan yang lemah, dan yang lebih tua.

3. Superbug dapat ditemukan di dalam makanan

Superbug dapat meniru entitas organik hidup mana pun. Sejalan dengan itu, superbug bisa masuk ke dalam makanan. Superbug juga dapat terjadi pada hewan karena penggunaan antitoksin yang tidak wajar dan kurangnya perhatian terhadap kebersihan hewan tersebut.

Diungkap oleh Message, penelitian telah melacak superbug MRSA dalam potongan daging babi, ayam, hamburger, dan daging lainnya. Diperkirakan bahwa penggunaan antitoksin yang berlebihan di Cina dalam kreasi hortikulturanya merupakan pendorong utama perkembangan superbug dalam urutan kekuasaan.

4. Gonore bisa menjadi superbug selanjutnya

Gonore telah ada sejak lama, dan para peneliti mengatakan penyakit ini berpotensi berkembang menjadi superbug berikutnya. Menurut laman Reuters, yang membuat gonore berbahaya adalah efek sampingnya yang tidak terlalu banyak, namun entah dari mana menimbulkan dampak yang belum pernah terjadi sebelumnya, seperti kehamilan ektopik dan penyakit provokatif panggul.

Namun, ini bukan satu-satunya angka yang mendorong gonore menjadi superbug. Misalnya, gonore dianggap sebagai infeksi yang dikirim secara fisik yang kurang berbahaya daripada HIV/Helps atau bahkan sifilis, jadi tidak banyak obat baru yang tersedia untuk mengobati gonore.

Oleh karena itu, para ahli sering mengobati gonore yang aman dengan obat dengan memperluas porsi antitoksin. Akhirnya, ini membuat mikroorganisme berkembang lebih jauh.

5. Menjadi ancaman bagi pengobatan modern

Superbug membuat para ahli terus melakukan pemeriksaan terkemuka untuk menemukan obat atau perawatan baru yang berhasil. Cara lain, perawatan klinis seperti yang diharapkan hari ini tidak akan cukup di kemudian hari.

Digambarkan di situs American Relationship of Resigned People (AARP), infeksi biasa menjadi semakin sulit untuk diobati di rumah. Misalnya, organisme mikroskopis yang menyebabkan infeksi saluran kemih menjadi semakin kebal terhadap pil antitoksin yang direkomendasikan secara teratur. Tugas-tugas biasa juga bisa lebih berisiko, dan luka ringan bisa merusak kehidupan.

6. COVID-19 memperparah kasus superbug

Superbug telah menjadi ancaman bagi kesehatan dunia selama beberapa waktu. Kemudian, pada saat itu, perkembangan pandemi virus Corona semakin memperburuk masalah ini, sebagaimana ditunjukkan oleh laporan dari US Habitats for Infectious prevention and Counteraction (CDC).

Banyak orang dirawat di rumah sakit karena penyakit Coronavirus. Juga, klinik medis adalah tempat yang paling mungkin bagi seseorang untuk terkontaminasi superbug. Selain itu, pasien virus Corona yang dirawat di rumah sakit sering diobati dengan steroid yang melemahkan sistem kebal. Oleh karena itu, orang-orang menjadi lebih mudah terkontaminasi dengan superbug.

Jumlah kasus virus Corona yang sangat besar telah membuat banyak kantor layanan medis kekurangan staf. Hal ini juga dapat menyebabkan penyimpangan dalam latihan pengendalian kontaminasi. Selain itu, penggunaan agen anti infeksi untuk pasien Coronavirus di klinik medis sangat tinggi. Faktor-faktor ini memungkinkan superbug menjadi lebih terlihat selama pandemi.

7. Kamu dapat menurunkan risiko tertular superbug

Berita baiknya, diungkapkan oleh Mayo Center, adalah Anda dapat melakukan hal berikut untuk melindungi diri Anda dari mikroorganisme berbahaya dan mengurangi taruhan Anda terkena penyakit:

  • Sebelum makan, bersihkan terlebih dahulu dengan pembersih dan air mengalir.
  • Tangani makanan dengan baik. Misalnya, mengisolasi makanan mentah dan siap saji, menyiapkan makanan hingga siap, dan memanfaatkan air bersih.
  • Jauhi individu yang lemah.
  • Terima suntikan imunisasi yang tersedia.

Anda juga dapat menghindari penyumbatan antimikroba dengan:

  • Gunakan agen anti-infeksi seperti yang dikoordinasikan oleh spesialis.
  • Selesaikan rencana perawatan, terlepas dari apakah Anda merasa jauh lebih baik.
  • Cobalah untuk tidak memberikan anti-toksin kepada orang lain.
  • Jangan gunakan lebih banyak obat yang diresepkan dokter.

Begitulah realitas superbug. Selalu jaga kebersihan dan jangan asal minum obat anti infeksi agar terhindar dari penyakit superbug.