4 Cara Membedakan Air Ketuban dan Air Kencing pada Ibu Hamil

4 Cara Membedakan Air Ketuban dan Air Kencing pada Ibu Hamil

majalahtren.com – 4 Cara Membedakan Air Ketuban dan Air Kencing pada Ibu Hamil. Tidak seperti yang digambarkan di film, pecahnya cairan ketuban tidak selalu memiliki volume yang besar. Tanda-tandanya bisa sangat mirip dengan inkontinensia urin.

Jangan panik, karena ada cara untuk membedakan antara cairan ketuban dan urin. Untuk mengetahui perbedaannya, perhatikan bagaimana sekret terbentuk dan kapan terjadi.

Air ketuban pecah

Bayi dalam kandungan dilindungi oleh lapisan cairan yang disebut cairan ketuban atau amnion. Cairan yang mengelilingi janin juga memungkinkan bayi bergerak saat ia berkembang.

Normalnya, cairan ketuban akan bertahan sampai usia kehamilan cukup bulan, sekitar 39 minggu. Pemicunya, bisa jadi komposisi membran dan enzim yang memberikan tekanan.

Ada kalanya ketuban pecah dini atau dikenal dengan ketuban pecah dini. Istilah ini berlaku bila ketuban pecah sebelum usia kehamilan mencapai 37 minggu. Penyebabnya bisa bermacam-macam, antara lain kondisi ibu, riwayat kehamilan prematur sebelumnya, hingga gaya hidup.

Cara membedakan air ketuban dan air kencing

Jika Anda perhatikan lebih dekat, hampir semua film menggambarkan pecahnya selaput ketuban dengan keluarnya cairan yang banyak. Kejadian ini tiba-tiba membuat sang ibu kaget dan bingung, karena mengira saat melahirkan sudah tiba saat itu juga.

Sayangnya, kenyataan tidak selalu sama. Faktanya, pecahnya ketuban bisa sangat mirip dengan keluarnya air seni. Jadi, bagaimana Anda membedakan antara cairan ketuban dan urin? Berikut tips membedakan air seni dan cairan ketuban, seperti dilansir Healthline.

1. Volume cairan

Anda akan menemukan pakaian dalam basah. Volumenya bisa sedikit mirip dengan urin saat inkontinensia atau keputihan. Dalam hal ini, Anda perlu memperhatikan tanda-tanda lain, seperti:

  • Berapa banyak cairan ketuban yang dikeluarkan?
  • Di mana cairan pecah berada?
  • Apakah bayi cukup rendah untuk bertindak sebagai steker?

Anda mungkin mengalami sesuatu seperti pop ketika cairan keluar. Jika angka-angka tidak memberi Anda gambaran yang jelas, lanjutkan untuk mengidentifikasi warna.

2. Warna cairan

Inkontinensia urin pada ibu hamil trimester akhir sangat umum terjadi. Ini disebabkan oleh tekanan yang diberikan bayi pada area kemih. Wajar jika dua hal ini membuat ibu bingung.

Untuk mengidentifikasinya, coba lihat warna cairan yang keluar, kekuningan atau krem. Bisa jadi itu adalah keputihan yang bercampur dengan urin. Konsistensi akan tampak lebih kental atau kental.

Jika cairan yang dihasilkan berwarna lebih pucat dan sebenarnya cair, kemungkinan besar itu adalah cairan ketuban. Warna ini masih alami, Anda tidak perlu panik, namun tetap harus segera ke dokter kandungan.

Keluarnya cairan berwarna hijau kehijauan atau kekuning-kuningan menunjukkan bahwa cairan ketuban telah bercampur mekonium. Kondisi ini menandakan bahwa bayi sudah buang air besar untuk pertama kali. Pastikan untuk memberi tahu dokter Anda untuk mengambil tindakan yang tepat.

3. Bau cairan

Cara membedakan air ketuban dan urin adalah dengan menciumnya. Dalam urin, itu akan berbau seperti urin asam. Urine mungkin tidak selalu memiliki bau yang kuat segera setelah dikeluarkan. Namun, masih ada bau khas yang menyertainya.

Sedangkan cairan ketuban, tidak berbau asam. Beberapa bahkan tidak berbau atau justru cenderung ‘manis’. Jika sulit mengetahui bau cairan ketuban, maka perhatikan ada tidaknya bau urin pada cairan tersebut.

4. Indikator lainnya

Sudah mengidentifikasi ketiga hal di atas, tapi belum yakin? Jangan khawatir, ada pilihan lain untuk mendeteksi apakah cairan yang keluar adalah cairan ketuban.

  • Cobalah melakukan latihan Kegel ringan. Jika cairan masih terasa keluar dan sulit ditahan dengan senam kegel, bisa jadi itu cairan ketuban
  • Ganti pakaian yang bersih dan kering, kenakan pantyliner, tetapi tanpa tampon, lalu berbaringlah selama sekitar 30 menit. Jika Anda merasa ada semburan lagi dengan volume yang lebih besar hingga pantyliner basah, kemungkinan itu adalah cairan ketuban.

Jika Anda masih tidak yakin tentang keputihan, kunjungi dokter atau bidan untuk memastikan. Hal yang sama berlaku jika Anda yakin itu adalah cairan ketuban. Segera temui dokter kandungan karena pecahnya selaput ketuban bisa menandakan kelahiran yang akan segera terjadi.

Mengenali tanda-tanda ketuban pecah

Selain indikator cairan yang terlihat, ibu bisa merasakan tanda-tanda ketuban pecah. Menurut Orang Tua, gejalanya dapat meliputi:

  • Kebocoran yang tidak terkendali. Apalagi jika kantong bocor di bawah kepala bayi, semburan cairan ketuban akan keluar. Namun, jika robekan kecil dan cenderung berada di
  • bagian atas rahim, yang keluar mungkin hanya merembes meski setetes air.
  • Ibu merasakan letupan tanpa rasa sakit. Begitu cairan ketuban keluar, ibu merasakan sedikit tekanan tanpa rasa sakit
  • Rasanya mirip dengan buang air kecil. Bedanya, urine tidak memiliki volume yang besar atau keluar terus menerus seperti cairan ketuban.

Setelah mendeteksinya dengan membedakan cairan ketuban dan urin, segera kunjungi dokter atau bidan ya. Apalagi jika usia kehamilan kurang dari 34 minggu. Sebab, rawan infeksi dan kelahiran prematur. Selalu hati-hati!