5 Aturan Pola Makan untuk Menjaga Kesehatan Ginjal

5 Aturan Pola Makan untuk Menjaga Kesehatan Ginjal

majalahtren.com – 5 Aturan Pola Makan untuk Menjaga Kesehatan Ginjal. Di dalam tubuh, ginjal memainkan sejumlah peran penting. Selain membuang racun dan menjaga keseimbangan cairan, ginjal juga berfungsi mengatur kadar elektrolit dalam darah, membantu expositions sintesis vitamin D, hingga memproduksi hormon yang mengatur tekanan darah.

Oleh karena itu, kesehatan ginjal harus dijaga agar fungsinya berjalan ideal. Salah satu caranya adalah dengan menerapkan pola makan yang sehat.

Namun, seperti apa diet yang dianjurkan untuk menjaga kesehatan ginjal? Agar tidak salah lagi, berikut beberapa aturan diet untuk menjaga kesehatan ginjal agar berfungsi ideal. Lakukan, ya!

1. Mengatur porsi makan sesuai kebutuhan

Tubuh membutuhkan energi dan nutrisi untuk menjaga dan mendukung fungsi berbagai organ di dalamnya. Namun, jumlah kebutuhannya berbeda untuk setiap individu. Hal ini ditentukan oleh beberapa variabel, seperti jenis kelamin, berat badan dan tinggi badan, serta tingkat aktivitas fisik.

Sebagai acuan porsi makanan yang harus dikonsumsi, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengeluarkan panduan untuk piring saya. Melalui panduan ini dijelaskan bahwa sumber makanan karbohidrat harus memenuhi 3/4 dari setengah piring dan sumber makanan protein memenuhi seperempat lainnya. Kemudian, setengah dari piring kosong diisi dengan sayuran dan buah-buahan.

Kementerian Kesehatan juga memiliki panduan pelat T yang dirancang untuk individu dengan status gizi kelebihan berat badan dan obesitas. Kedua pedoman makan ini menganjurkan untuk mengonsumsi setengah piring sayur dan buah. Namun, dalam panduan T-piring, jumlah nasi dan lauk yang disarankan adalah 1/4 masing setengah piring.

2. Memilih karbohidrat kompleks dibanding karbohidrat sederhana

Karbohidrat merupakan salah satu nutrisi yang pasti sudah tidak asing lagi di telinga. Di dalam tubuh, karbohidrat berperan sebagai sumber energi utama. Namun, jenis karbohidrat yang dimaksud di sini adalah karbohidrat kompleks. Hal ini dikarenakan senyawa tersebut tersusun dari rantai gula yang panjang dan kompleks yang dapat diubah menjadi energi.

Compositions mencerna karbohidrat kompleks juga lebih lama, sehingga bisa memberikan sensasi kenyang yang tahan lama. Selain itu, karbohidrat kompleks tidak memicu kenaikan gula darah yang cepat, tidak seperti karbohidrat sederhana.

Konsumsi karbohidrat sederhana yang biasa terdapat pada makanan ringan dan makanan serta minuman manis secara berlebihan dapat meningkatkan risiko resistensi insulin dan diabetes melitus tipe 2. Dilansir Ginjal, kadar gula darah yang tinggi diketahui memicu kerusakan ginjal yang bisa berkembang menjadi penyakit ginjal kronis.

3. Membatasi konsumsi lemak jenuh dan lemak trans

Kedua jenis lemak ini diketahui menjadi aktor utama di balik berkembangnya penyakit kronis, terutama penyakit jantung dan pembuluh darah. EverydayHealth menjelaskan bahwa kesehatan jantung dan ginjal saling terkait.

Seperti yang kita ketahui, jantung berfungsi untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Sementara itu, ginjal bertugas menyaring darah, membuang produk sisa metabolisme, dan menjaga keseimbangan cairan. Keduanya saling berkesinambungan satu sama lain.

Batasi konsumsi lemak jenuh untuk orang dewasa saja sebanyak 10 persen dari absolute kebutuhan energi. Artinya, jika kebutuhan energi seseorang adalah 2000 kkal, batas lemak jenuh yang boleh dikonsumsi hanya 22 gram for every hari.

Lemak jenuh umumnya terdapat pada daging merah, produk turunan daging, seperti sosis dan bacon, serta susu dan produk olahannya. Sedangkan lemak trans terdapat pada makanan kemasan, margarin, dan minyak kelapa.

4. Membatasi mengonsumsi alkohol

Sudah menjadi rahasia umum bahwa alkohol memiliki efek negatif pada tubuh. Salah satu organ yang terkena adalah ginjal.

Di dalam tubuh, alkohol dapat memicu dehidrasi, sehingga mengurangi kemampuan ginjal untuk mengatur kadar cairan. Dalam jangka panjang, hal ini berisiko menurunkan fungsi ginjal.

Menurut Public Foundation of Liquor Misuse and Alocholism, konsumsi alkohol tidak boleh melebihi satu gelas per hari. Kementerian Kesehatan menambahkan, batas minuman beralkohol seperti bir adalah 355 ml, anggur 120 ml, dan minuman dengan kadar alkohol 40 persen, seperti vodka dan wiski, 40 ml.

5. Mengonsumsi protein sesuai kebutuhan

Protein merupakan salah satu zat gizi yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah yang banyak. Ini karena protein berperan sebagai zat pembangun tubuh. Ketika seseorang mengonsumsi makanan sumber protein, pencernaan zat gizi tersebut akan menghasilkan asam amino yang akan didistribusikan ke organ yang membutuhkan.

Selain itu, pencernaan protein akan menghasilkan produk limbah yang nantinya akan dikeluarkan melalui ginjal. Konsumsi protein yang berlebihan diketahui dapat memperburuk kinerja ginjal, sehingga meningkatkan risiko beberapa gangguan, mulai dari proteinuria atau munculnya protein dalam urin, hingga gagal ginjal. Hal ini dijelaskan melalui sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Diary of The American Culture of Nephrology pada tahun 2020.

Mengingat perannya yang sangat penting dalam tubuh, kesehatan ginjal perlu dijaga agar dapat berfungsi secara ideal. Salah satu kunci untuk melindungi organ ini adalah melalui pengaturan pola makan. Namun, hal ini juga perlu dibarengi dengan pola hidup sehat, seperti memenuhi kebutuhan cairan, berolahraga secara teratur, dan istirahat yang cukup.