Belajar Tentang Serotonin Rendah Bukan Penyebab Depresi

Belajar Tentang Serotonin Rendah Bukan Penyebab Depresi

majalahtren.com – Belajar Tentang Serotonin Rendah Bukan Penyebab Depresi. Banyak orang berpikir bahwa salah satu penyebab utama depresi adalah berkurangnya aktivitas hormon serotonin di otak. Namun, analisis terakhir yang diterbitkan dalam psikiatri majalah molekuler menunjukkan bahwa depresi tidak disebabkan oleh kadar serotonin yang rendah.

Para peneliti yang terlibat dalam tinjauan percaya bahwa depresi tidak disebabkan oleh ketidakseimbangan kimia molekul saraf otak. Analisis ini tentu mengarah pada diskusi baru terkait dengan efek antidepresan untuk mengatasi depresi.

Perlu diingat bahwa hubungan antara reaksi kimia dan neurologis terhadap depresi adalah sesuatu yang sangat kompleks. Analisis ini tidak selalu menghilangkan aspek serotonin untuk mengatasi depresi.

1. Menggunakan 17 studi yang relevan

Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis dan mengevaluasi bukti depresi yang terkait dengan penurunan konsentrasi atau aktivitas serotonin menggunakan tinjauan sistematis dari penelitian yang relevan.

Ada 17 studi yang digunakan dalam analisis ini, yang meliputi 12 tinjauan sistematis dan analisis metain, analisis metain kolaboratif, meta -analisis penelitian kohort yang hebat, tinjauan sistematis dan sintesis naratif, studi tentang asosiasi genetik dan tinjauan umum.

Para peneliti yang terlibat dalam analisis ini ditugaskan untuk meninjau satu hingga tiga domain penelitian serotonin. Ini dilakukan untuk menemukan dan menyaring studi yang memenuhi persyaratan penelitian yang akan ditinjau.

2. Tidak ada bukti konsisten tentang serotonin rendah bisa menyebabkan depresi

Dari hasil analisis, ditemukan bahwa serotonin dan senyawa fraksinya dalam darah dan otak memiliki kadar yang sama pada orang dengan dan tanpa depresi.

Selain itu, sebuah penelitian di mana tingkat serotonin orang sehat secara artifisial dikurangi melalui diet khusus menemukan bahwa ini tidak meningkatkannya dengan depresi.

Untuk tinjauan studi genetik, tidak ada perbedaan dalam gen terkait serotonin antara orang dan depresi sehat dan peserta.

“Setelah banyak penelitian telah dilakukan selama beberapa dekade, tidak ada bukti yang meyakinkan bahwa depresi disebabkan oleh kelainan serotonin, terutama oleh tingkat yang lebih rendah atau berkurangnya aktivitas serotonin,” kata Joanna Moncrieff, MD, guru psikiatri di University College London, di file Luncurkan berita yang diinformasikan oleh Eurekalert.

3. Penggunaan antidepresan jadi dipertanyakan

Analisis baru ini juga mempertanyakan peran antidepresan, seperti selektif serotonin reuptake inhibitor (SSR), untuk mengatasi ketidakseimbangan kimia dalam tubuh.

Joanna, sebagai pemimpin analisis, mengatakan bahwa temuan ini diharapkan dapat memberikan lebih banyak informasi terkait dengan penggunaan antidepresan pada orang dengan depresi.

Dia menambahkan bahwa ribuan orang mengalami efek samping dari penggunaan antidepresan. Temuan ini bisa menjadi awal untuk berhenti menggunakan antidepresan untuk mengatasi depresi.

Para peneliti mengingatkan siapa pun yang ingin berhenti menggunakan antidepresan untuk pertama kali berkonsultasi dengan profesional kesehatan. Investigasi lebih lanjut terkait dengan penggunaan antidepresan masih dilakukan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam.