majalahtren.com – Mengurangi Kalori dan Meningkatkan Aktivitas dan Kunci Atasi Obesitas. Menurut World Wellbeing Association (WHO), secara global, ada lebih dari 650 juta orang berusia 18 tahun ke atas yang besar pada tahun 2016. Dan Indonesia? Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menyatakan bahwa kegemukan mampu dimiliki oleh 1 dari 5 orang dewasa, 1 dari 5 anak berusia 5-12 tahun, dan 1 dari 7 anak berusia 13-18 tahun.
Kegemukan bukanlah hal yang remeh karena dapat meningkatkan resiko berbagai penyakit seperti hipertensi atau hipertensi, osteoarthritis, sleep apnea, penyakit jantung koroner, diabetes, stroke, dan masih banyak lagi.
Sadar akan risiko kegemukan, @manukafarm menggelar live Instagram bertema “Mengenali Penyebab dan Cara Mencegah Berat Badan” pada Rabu malam (30/11/2022), difasilitasi oleh dr. André Pandjaitan. Harap baca dengan teliti sejauh mungkin!
1. Obesitas dan overweight tidaklah sama
Makna kegemukan menurut dr. Andre adalah cara paling umum untuk mengumpulkan lemak dalam tubuh karena banyaknya asupan makanan yang masuk dan tidak diimbangi dengan penggunaan energi. Selain itu, kegemukan tidak sama dengan kegemukan, lo!
Individu yang kelebihan berat badan memiliki file berat badan (BMI) 25-29,9. Sementara itu, IMT orang besar minimal 30. Cara menghitung IMT sangat sederhana, yaitu berat badan (dalam kilogram) dibagi menurut ukuran (dalam meter persegi atau m²).
Selain itu, kegemukan dapat diketahui dengan memperkirakan batas lambung. Pria disebut gemuk jika lingkar perutnya 90 cm atau lebih dan 80 cm atau lebih pada wanita.
2. Obesitas dibagi menjadi dua, yaitu sentral dan perifer
Pakar Andre mengatakan bahwa bobot dibagi menjadi dua, yaitu fokus dan pinggiran tertentu. Pada berat badan fokus, lemak menumpuk di bagian tengah tubuh. Sementara itu, pada berat badan pinggiran, lemak menumpuk di sekitar pinggul, punggung, dan paha.
Menurut ulasan yang diterbitkan dalam Balkan Clinical Diary pada tahun 2015, orang dengan obesitas fokus lebih berisiko terkena diabetes tipe 2, gangguan metabolisme, dan penyakit jantung.
3. Banyak faktor yang bisa menyebabkan obesitas
Alasan kegemukan bukan hanya karena menuruti keinginan. Ada banyak alasan, misalnya
- Kualitas keturunan: Transformasi dalam alasan kualitas MC4R memperluas rasa lapar dan mengurangi rasa kenyang, yang diwariskan dalam keluarga selama berabad-abad.
- Cara hidup : Disinggung sebagai cara hidup yang tidak aktif, yaitu banyak duduk atau istirahat dengan pekerjaan yang sebenarnya minim.
- Sumber makanan tertentu: Terutama yang tinggi kalori, lemak, dan gula.
- Penyakit tertentu: Seperti gangguan Prader-Willi, kondisi Cushing, hipotiroidisme, hingga nyeri sendi atau nyeri sendi (karena menyebabkan berkurangnya mobilitas dan mengakibatkan penambahan berat badan).
- Obat-obatan tertentu: Yang paling terkenal adalah steroid, obat alergi, dan antidepresan.
- Finansial: Orang-orang bergaji rendah membatasi akses masuk ke makanan bergizi. Mereka umumnya akan memilih sumber makanan yang mengenyangkan daripada padat dan berkualitas baik.
4. Perempuan lebih mungkin menjadi obesitas
Faktanya, siapa pun bisa menjadi gemuk, tetapi wanita lebih berisiko daripada pria. Ini karena wanita biasanya memiliki rasio otot dan lemak yang lebih tinggi daripada massa.
Menurut American Diary of Clinical Sustenance, wanita berusia 20-39 tahun dikatakan sehat jika memiliki rasio otot dan lemak 21-32 persen. Sementara itu, pria dianggap sehat jika memiliki 8-19 persen otot dibandingkan lemak.
5. Untuk mengatasi obesitas, kurangi kalori dan tingkatkan aktivitas fisik
Pada tingkat dasar, cara mengalahkan kegemukan adalah dengan mengurangi kalori dan meningkatkan kerja aktual. Keduanya harus dilakukan secara bersamaan untuk mendapatkan hasil yang ideal.
Menurut Public Wellbeing Administration, rata-rata konsumsi kalori harian yang disarankan untuk wanita adalah 2.000 kalori dan 2.500 kalori untuk pria. Agar lebih bugar, jangan memotong kalori secara radikal karena hal ini dapat menimbulkan dampak samping yang serius. Mulailah dengan mengurangi 500 kalori setiap hari.
Sama halnya dengan olahraga, jangan terlalu keras dan berlebihan. Pakar Andre menyarankan untuk berlatih tiga kali setiap minggu dengan jangka waktu 30 menit untuk setiap pertemuan. Jenis aktivitas yang dia sarankan adalah jalan-jalan, lompat, berenang, dan bersepeda.