Rutin Minum Obat dan Ikuti 5 Tips Ini sebelum Berhenti Mengonsumsinya

Rutin Minum Obat dan Ikuti 5 Tips Ini sebelum Berhenti Mengonsumsinya

majalahtren.com – Rutin Minum Obat dan Ikuti 5 Tips Ini sebelum Berhenti Mengonsumsinya. Seseorang yang berusia lanjut (lansia) dan mempunyai riwayat medis serta rutin konsumsi obat berasal dari dokter sebaiknya tidak tergesa-gesa untuk menghentikan obat cuma gara-gara tubuh merasa udah lebih baik. Tidak cuma lansia saja, anak-anak dan orang dewasa lainnya yang minum obat untuk penyakit medis maupun untuk problem kejiwaan terhitung harus berhati-hati apabila mendambakan menghentikan obat tersebut.

Apa sebabnya? Berhenti konsumsi obat secara mendadak tanpa konsultasi dengan dokter bakal berakibat buruk bagi tubuh. Lantas, bagaimana solusinya? Berikut tips yang bisa anda terapkan.

1. Diskusikan terlebih dahulu dengan dokter

Langkah utama yang harus anda terapkan adalah berkonsultasi dengan dokter, terutama apabila obat yang mendambakan diberhentikan adalah resep berasal dari dokter. Jangan cemas untuk mengungkap alasan mengapa anda tidak mendambakan minum obat tersebut, apabila kesusahan biaya.

Dilansir MedlinePlus, dokter bakal mengurangi dosis atau barangkali mengganti resep apabila obat selanjutnya membawa dampak pasien merasa tidak nyaman seperti tenggorokan menjadi kering atau sakit perut. Apabila pasien mengalami kesusahan dengan biaya, dokter bisa mengganti resep yang memanfaatkan obat generik dengan harga yang lebih terjangkau. Terkait kasus biaya, pasien tidak direkomendasi untuk memotong obat menjadi dua atau tidak meminumnya tiap tiap hari gara-gara ini bakal membawa dampak situasi tubuh tidak membaik.

2. Ketahui ada beberapa obat yang tidak dianjurkan untuk diberhentikan

Sekadar informasi, obat untuk menanggulangi problem kejiwaan seperti problem bipolar dan obat medis apabila epilepsi sebaiknya tidak segera diberhentikan. Dilansir WebMD, memberhentikan obat epilepsi sendiri dan secara mendadak bakal berisiko mengalami kejang dan bisa berbahaya, terutama apabila tengah mengoperasikan kendaraan.

Dilansir PsychCentral, seseorang yang rutin konsumsi lithium untuk menanggulangi problem bipolar direkomendasi untuk berkonsultasi dengan dokter terutama dulu. Dokter bakal lakukan evaluasi dan berasal dari hasil tersebut, dokter barangkali bakal mengurangi dosis secara bertahap. Proses pengurangan dosis secara bertahap ini benar-benar penting, terutama apabila orang selanjutnya udah konsumsi obat dalam kurun selagi yang lama.

3. Ketahui alternatif lain sebelum memutuskan untuk berhenti mengonsumsi obat

Obat-obatan yang rutin diminum apabila obat untuk turunkan tekanan darah tinggi atau penurun kolesterol tidak bisa asal diberhentikan. Kita sebaiknya sadar apa yang bakal terjadi pada tubuh apabila tidak minum obat tersebut. Informasi ini bisa diperoleh berasal dari dokter atau kertas petunjuk yang ada di dalam kemasan obat.

Seseorang yang mempunyai penyakit tekanan darah tinggi memerlukan kombinasi obat-obatan dan perubahan type hidup seperti diet dan olahraga untuk mengontrol tekanan darah. Menghentikan obat yang digunakan untuk mengontrol tekanan darah secara tiba-tiba dan tidak membiasakan pola hidup sehat bisa membawa dampak tekanan darah menjadi naik. Akibatnya, orang selanjutnya rentan terkena penyakit jantung dan stroke.

Dilansir Consumer Reports, menambah aktivitas olahraga tiap tiap hari bisa menjadi alternatif cara untuk mengontrol tekanan darah. Mengikuti sesi yoga atau akupunktur terhitung menjadi alternatif untuk mengurangi rasa sakit.

4. Persiapkan diri untuk mengatasi efek putus obat

Obat-obatan seperti antidepresan (antidepression) mempunyai efek putus obat (withdrawal effect) apabila berhenti diminum secara tiba-tiba. Dilansir Mayo Clinic, seseorang yang udah konsumsi obat antidepresan lebih berasal dari 6 minggu bisa mengalami sindrom antidepressant discontinuation apabila obat selanjutnya diberhentikan secara mendadak.

Beberapa gejala antidepressant discontinuation antara lain berwujud sakit kepala, berkunang-kunang, merasa cemas, mual, dan gejala depresi terlihat kembali. Mengacu kepada sumber yang sama, pasien harus untuk berdiskusi dengan dokter dan konselor sebelum berhenti minum obat secara total.

Bila diperlukan, dokter bakal memberikan obat antidepresan yang tidak serupa atau obat lain dalam jangka pendek untuk meringankan gejala putus obat. Pasien yang berkaitan terhitung direkomendasi untuk mencatat perubahan prilaku dan gejala fisik lain sepanjang sistem pemberhentian obat. Ada barangkali dokter bakal memberi saran pasien selanjutnya untuk konsumsi obat antidepresan lagi, terutama apabila gejala depresi terlihat kembali.

5. Jaga kesehatan tubuh dan mental selama proses pemberhentian obat

Menjaga kesegaran mental dan fisik benar-benar perlu sepanjang sistem pemberhentian obat. Dilansir Mind.org.uk, selanjutnya adalah sebagian cara yang bisa dikerjakan untuk mempermudah sistem pemberhentian obat:

Tidak merokok dan minum minuman beralkohol.
Menggunakan jurnal untuk mencatat perubahan situasi hati dan dosis obat yang diminum sepanjang sistem pemberhentian obat.
Menyiapkan “self care box” yang isinya benda-benda yang bisa membantu kita untuk menenangkan diri. Contoh: foto anggota keluarga, stress ball, buku atau lagu favorit.
Bersikap fleksibel terutama apabila permohonan untuk terlepas berasal dari obat belum memungkinkan.

Mencoba aktivitas lain yang berguna apabila ikuti kelas seni atau yoga.
Makan makanan yang bergizi dan rajin berolahraga.

Itulah lima tips sebelum memastikan untuk berhenti konsumsi obat. Berkonsultasi dengan dokter dan/atau konselor serta memberitahu alasan mendambakan berhenti merupakan cara utama yang harus dilakukan. Mengurangi dosis secara bertahap atau disebut tapering berguna untuk menghambat efek putus obat, terutama bagi mereka yang udah konsumsi obat spesifik dalam kurun selagi yang lama. Kemudian, lakukan aktivitas lain yang berguna bisa membantu kita sepanjang masa sistem pemberhentian obat.