5 Obat Kolesterol yang Baik dan Ampuh

5 Obat Kolesterol yang Baik dan Ampuh

majalahtren.com – 5 Obat Kolesterol yang Baik dan Ampuh. Ada berbagai macam obat kolesterol yang baik dan efektif untuk mengatasi kolesterol tinggi dan mengurangi risiko komplikasi, seperti serangan jantung dan stroke. Namun, penggunaan obat kolesterol sebaiknya dilakukan sesuai petunjuk dokter untuk hasil terbaik.

Hiperkolesterolemia adalah kondisi dimana kolesterol total dalam darah berada di atas 200 mg/dL. Hal pertama yang paling dianjurkan dokter untuk menurunkan kolesterol adalah mempertahankan gaya hidup sehat melalui pola makan dan olahraga.

Namun, bila cara alami menurunkan kolesterol tidak cukup untuk menurunkan kadar kolesterol, dokter akan meresepkan obat kolesterol baik. Obat kolesterol juga akan diresepkan jika penderita kolesterol tinggi berisiko terkena penyakit jantung dan stroke.

Obat Kolesterol yang Baik dan Efektif

Obat kolesterol yang diresepkan oleh dokter untuk kamu mungkin merupakan salah satu atau kombinasi dari dua obat kolesterol. Dosis kolesterol baik biasanya disesuaikan dengan usia dan kondisi kesehatan pasien serta risiko penyakit yang berkembang.

Berikut ini adalah beberapa jenis obat kolesterol yang baik:

1. Statin

Obat golongan statin merupakan obat yang paling sering diresepkan untuk mengatasi kolesterol tinggi. Statin bekerja menurunkan kolesterol dalam tubuh dengan cara menghambat enzim yang dibutuhkan untuk memproduksi kolesterol di hati.

Statin adalah obat kolesterol yang bagus dan efektif, tetapi beberapa orang dapat mengalami efek samping, seperti sakit kepala, gangguan pencernaan, dan nyeri atau nyeri otot.

Statin tersedia dalam bentuk tablet untuk diminum sekali sehari. Obat kolesterol yang termasuk golongan statin antara lain atorvastatin, fluvastatin, lovastatin, pitavastatin, dan simvastatin.

2. Penghambat penyerapan kolesterol

Penghambat penyerapan kolesterol atau ezetimibe bekerja di usus dengan mengurangi penyerapan kolesterol dari makanan. Selain itu, obat kolesterol baik ini juga dapat meningkatkan kolesterol baik (HDL) dan menurunkan trigliserida.

Ezetimibe tersedia dalam bentuk tablet untuk diminum sekali sehari. Penggunaannya dapat dikombinasikan dengan statin.

Efek samping yang dapat timbul akibat mengonsumsi obat ini adalah diare, nyeri perut, nyeri sendi, dan kelelahan.

3. Pengikat asam empedu

Asam empedu adalah cairan yang membantu pencernaan dan diproduksi di hati menggunakan kolesterol dari darah. Saat mengonsumsi asam empedu, mereka dapat mengikat cairan ini sehingga hanya sedikit yang diserap dari usus.

Asam empedu yang kurang diserap oleh usus mengubah lebih banyak kolesterol menjadi asam empedu di hati. Dengan demikian, kadar kolesterol dalam darah juga bisa berkurang.

Obat kolesterol baik ini tersedia dalam bentuk tablet dan bubuk yang diminum 1-2 kali sehari. Dokter mungkin menginstruksikan pasien untuk mencampurkannya ke dalam air atau makanan.

Jenis obat yang termasuk dalam pengikat asam empedu adalah cholestyramine, colesevelam, dan colestipol.

Sembelit adalah efek samping yang paling umum dari penggunaan obat ini. Selain itu, nyeri ulu hati, sakit tenggorokan, hidung tersumbat, kembung, diare, mual, dan nyeri otot juga bisa terjadi sebagai efek samping dari konsumsi obat kolesterol baik ini.

4. Asam bempedoat

Asam bempedoat adalah obat kolesterol yang relatif baru. Cara kerja obat ini tidak jauh berbeda dengan statin, yaitu dengan menghambat produksi kolesterol di hati.

Obat ini dapat dikonsumsi sebagai alternatif statin pada penderita nyeri otot. Kombinasi asam bempedoat dan ezetimibe juga dapat diberikan pada pasien yang tidak dapat mengonsumsi statin.

Namun asam bempedoat juga dapat menimbulkan efek samping berupa peningkatan kadar asam urat, infeksi saluran kemih, ruptur tendon, serta penurunan kadar hemoglobin dan leukosit dalam darah.

5. Penghambat PCSK9

Penghambat PCSK9, seperti alirocumab dan evolocumb, keduanya merupakan jenis obat kolesterol yang baik dan efektif. Penelitian bahkan mengungkapkan bahwa obat ini dapat menurunkan kadar kolesterol hingga 70%.

Namun obat golongan ini biasanya baru akan diresepkan jika pengobatan dengan menggunakan obat kolesterol baik jenis lain tidak berhasil. Penghambat PCSK9 juga dapat digunakan oleh orang dengan kelainan genetik yang mengakibatkan kolesterol sangat tinggi atau orang dengan penyakit jantung koroner yang tidak dapat mengonsumsi statin.

Inhibitor PCSK9 diberikan sebagai suntikan setiap 3 bulan di rumah sakit. Efek samping yang mungkin timbul adalah gejala seperti flu atau pilek, nyeri otot, dan nyeri pada tempat suntikan. Namun, efek samping ini jarang terjadi.