6 Rekomendasi untuk Bersiap Mencegah Pandemik di Masa Depan

6 Rekomendasi untuk Bersiap Mencegah Pandemik di Masa Depan

majalahtren.com – 6 Rekomendasi untuk Bersiap Mencegah Pandemik di Masa Depan. Sudah hampir lama sekali dunia menghadapi pandemi virus corona dengan menarik. Selama waktu ini, orang-orang telah bertemu untuk mengakhiri pandemi pada kesempatan paling awal, mulai dari memajukan siklus, membatasi perjalanan, hingga menyusun imunisasi dengan kecepatan yang akan meninggalkan bekas di dunia.

Lagi pula, selama itu, apa yang bisa diwujudkan? Bagaimana bisa siap menghadapi bahaya kesehatan dunia berikut?

Kabar buruk, dunia tidak sigap melawan pandemik

Berbicara di World One Wellbeing Congress (WOHC) 2022 di Singapura pada Rabu (9/11/2022), peneliti Swedia dan agen Free Board for Pandemic Readiness and Reaction, Dr. Anders Nordström, memperkenalkan evaluasinya tentang kapasitas dunia untuk mengelola pandemi.

Dalam laporannya dengan 11 ilmuwan berbeda dari berbagai negara dan disiplin ilmu, Dr. Nordström mencatat bahwa ada lima penemuan utama yang perlu menjadi fokus dunia, lebih spesifiknya:

  • Dunia telah diperingatkan tentang pandemi, namun tidak bertindak.
  • Waktu yang terbuang.
  • Sebagian besar negara menggunakan pendekatan tidak aktif (jari menunjuk), dan tidak banyak negara yang bertindak secara efektif.
  • Banyak negara yang tidak memandang Corona secara serius, menunda aktivitas, membuat ketidakpastian antar individu, hingga membuat banyak nyawa melayang.
  • Tidak ada pembiayaan, dan banyak negara tidak memasukkan sumber daya ke dalam kesiapan pandemi.
  • Pandemi virus corona mengatasi darurat budaya.

Banyak waktu terbuang sia-sia

Pada Desember 2019, Dr. Nordström menceritakan bagaimana 41 kasus awal Coronavirus diidentifikasi di Wuhan. Sekitar saat itu, World Wellbeing Association (WHO) segera menyebutkan data, dan pada 4 Januari 2020, penemuannya diperkenalkan ke seluruh dunia.

Meski waktu yang disia-siakan tidak penting, dia mengutuk bahwa butuh waktu terlalu lama bagi dunia untuk benar-benar menerima virus Corona. Ini karena WHO harus menunggu panduan dari dewan krisis Global Wellbeing Guideline (IHR).

Dalam pertemuan tersebut, Dr. Nordström mengenali aktivitas cepat China yang segera menindaklanjuti episode di Wuhan sehingga kasus menurun. Saat itu, ada 98 kasus di planet ini. Pada masa itu, dunia belum bertindak, sejujurnya.

Tensi politik dan kepasifan dunia

Selain masalah waktu, Dr. Nordström melihat permainan ketegangan politik juga berdampak pada pandemi virus corona, terutama antara AS dan China. Tanpa tempat untuk memeriksa apa yang terjadi dan pengaturan, diperlukan waktu yang sangat lama bagi Komite Keamanan PBB untuk menyatakan Coronavirus sebagai bahaya kesehatan dan keamanan di seluruh dunia.

Kemudian, pada saat itu, ia juga merujuk sejumlah negara yang saling mendukung dalam penanganan pandemi virus corona. Didistribusikan dalam buku harian Nature Medication pada tahun 2021, Dr. Nordström memeriksa pengobatan Coronavirus di 28 negara. Selanjutnya, negara-negara yang meremehkan atau mencoba dan menyangkal Coronavirus benar-benar memiliki lebih banyak kasus.

Sisi baik di balik pandemik COVID-19

Semua hal dianggap sama, tidak semuanya mengerikan. Dalam pandangannya, Dr. Nordström mencatat bahwa ujian digunakan secara multidisiplin, negara-negara dunia bertindak dengan cara multidisiplin, berbagai dewan pengawas kesehatan dan sains bekerja di pinggul dengan legislatif, dan jaringan juga terlibat.

Kemudian, Dr. Nordström membingkai beberapa hal bermanfaat yang terlihat selama pandemi Coronavirus, khususnya:

  • Pekerja kesehatan adalah legenda dan di banyak negara, mereka melakukan bagian mereka dan terus berusaha untuk tidak terlalu memperhatikan waktu.
  • Penerimaan informasi dan pemeriksaan dibuat lebih mudah. Hal itu terlihat dari suksesi genom SARS-CoV-2 yang bisa diakses sejak 2 Januari 2020, dan sejarah penyebaran virus corona di China ke dunia.
  • Rencana imunisasi Coronavirus berdampak pada dunia selamanya.
  • Kemajuan negara yang berbeda dalam mengelola virus Corona, dan kemajuan bangsa bukanlah petunjuk. Pada akhirnya, negara-negara agraris juga terbukti memiliki kemampuan untuk mengendalikan kasus-kasus dibandingkan dengan negara-negara maju.

Salah satu ilustrasi yang menjadi model Dr. Nordström adalah cara India mengelola pandemi. Terlepas dari kenyataan bahwa itu dikalahkan oleh gelombang B.1.617.2 (Delta) hingga ketiadaan oksigen, India bergerak cepat untuk mengubah perkembangan produksi oksigen, sehingga pasien Coronavirus yang dirawat di rumah sakit akan mendapat manfaat dari masukan dari luar.

Vaksinasi harus adil dan merata

Selama pandemi Coronavirus, imunisasi dibentuk dalam setahun, bukan tahun. Terlepas dari kelebihan dan kekurangannya, kecukupan imunisasi virus corona ditunjukkan dan akses dibuka dengan cepat. Tragisnya, Dr. Nordström memperhatikan bahwa banyak negara yang diciptakan menyimpan imunisasi, 5% dari apa yang benar-benar dibutuhkan.

Dalam episode tertentu, imunisasi harus segera dapat diakses. Keuntungan dari pandemi Coronavirus, baik inokulasi Coronavirus dan subsidi tidak dapat diakses dengan cepat. Dengan cara ini, meskipun imunisasi Coronavirus dapat diakses, bagi Dr. Nordström, tidak tepat waktu.

Rekomendasi untuk bersiap menghadapi darurat kesehatan global di masa depan

Secara keseluruhan, dengan mempertimbangkan evaluasi ini, apa yang perlu dilakukan dunia untuk mengatur area kesejahteraannya? Spesialis Nordström memperhatikan sebagian dari sarannya dan kelompoknya, secara spesifik:

  • Selenggarakan pertemuan kesejahteraan di seluruh dunia di bawah dukungan Pertemuan Umum Negara Bersatu (UNGA) yang menjawab negara-negara di seluruh planet ini.
  • Susun sistem reaksi pandemi skala dunia lainnya.
  • Menyetujui WHO untuk segera menawarkan ekspresi tanpa bergantung pada dukungan negara, serta layak bagi WHO untuk mengunjungi lokasi pandemi untuk misi konfirmasi.
  • Masukkan sumber daya ke dalam kesiapan pandemi sekarang, bukan ketika gejolak terjadi. Terlebih lagi, ketika terjadi gejolak, subsidi dapat segera diakses. Cadangan yang disarankan adalah US$ 10-15 miliar (Rp160-Rp235 triliun).
  • Penelitian tentang kerangka kerja pengintaian, berbagi data, dan peringatan terbaru untuk membedakan gejolak dan pandemi.
  • Tahap terbaru di dunia untuk imunisasi, pengobatan, dan pengobatan penyakit, mulai dari masuknya pedal gas perangkat Coronavirus (ACT-A) dan COVAX.

Sampai sekarang, baginya belum ada perubahan besar, sementara negara-negara di dunia sedang naik ke level berikutnya. Menurutnya, jika hal ini diikuti, pandemi bisa dihindarkan mulai sekarang.