Gigi Tidak Rapi Bisa Tingkatkan Risiko Gigi Berlubang

Gigi Tidak Rapi Bisa Tingkatkan Risiko Gigi Berlubang

majalahtren.com – Gigi Tidak Rapi Bisa Tingkatkan Risiko Gigi Berlubang. Alineator adalah satu set alat yang digunakan untuk memesan struktur gigi. Metode untuk memesan disposisi gigi dengan Alignr gigi dianggap lebih nyaman daripada perangkat ortopedi konvensional karena lebih fleksibel dan transparan.

Perusahaan berpartisipasi dalam kesejahteraan oral, Klar Smile, baru saja meluncurkan inovasi terbarunya, yaitu Klar Aligner.

Acara peluncuran ini menyajikan DRG. Stephanie Adelia Susanto, MM, Sp.ort, co -founder dan ortodontis utama Klar Smile, untuk menjelaskan pentingnya gigi untuk aspek kesehatan dan psikososial.

1. Sebanyak 4 dari 5 orang di Indonesia mengalami maloklusi

Maloklusi adalah istilah medis yang digunakan untuk menggambarkan struktur gigi dan rahang yang tidak dipesan. Menurut presentasi DRG. Adelia, hingga 4 dari 5 orang di Indonesia, mengalami gigi yang tidak teratur.

Maloklusi dapat menyebabkan gangguan ucapan oral, kesehatan dan pencernaan, dan mempengaruhi satu aspek psikososial. Sayangnya, masalah gigi tidak sering diabaikan oleh banyak orang karena dianggap sebagai masalah kesehatan yang tidak berbahaya.

2. Bisa meningkatkan risiko gigi berlubang

Adelia menjelaskan bahwa gigi yang berantakan dapat meningkatkan risiko gigi berlubang. Ini bisa terjadi karena sisa dan plak menjadi sulit dibersihkan. Ini memiliki potensi untuk menyebabkan akumulasi kotoran, yang meningkatkan risiko rongga.

Ketika struktur gigi lebih tertib, proses pembersihan gigi menjadi lebih mudah dan lebih efektif. Ini karena sikat gigi lebih mampu menjangkau di antara gigi sehingga proses pembersihan menjadi lebih komprehensif.

3. Proses mengunyah menjadi tidak maksimal

Dalam beberapa kasus, gigi yang tidak setara membuat proses mengunyah tidak optimal. Misalnya, dalam kasus gigi gingsul, gigi anjing yang memiliki peran penting dalam mengunyah menjadi tidak dapat merobek makanan.

Selain itu, ini juga membuat gigi lain melepaskan energi yang lebih besar dan membuat beban gigi mengunyah tidak seimbang. Menurut penjelasan DRG. Adelia, ini meningkatkan risiko gigi yang patah.

Saat gigi rusak, solusi yang mungkin adalah untuk mendapatkan gigi. Ekstraksi gigi membuat beban dalam mengunyah tidak seimbang.

4. Memengaruhi proses pencernaan dan kognitif

Selain mempengaruhi kesehatan kesehatan gigi dan mulut, postisasi gigi juga memengaruhi proses pencernaan dan kognitif. Gigi adalah bagian dari sistem pencernaan. Saat mengunyah tidak optimal, proses pencernaan tidak akan optimal.

Adelia juga menjelaskan bahwa proses pengunyah yang optimal akan menghasilkan proses kognitif yang lebih baik, terutama pada anak -anak. Proses mengunyah akan memicu sensorik sensorik di otak. Ini penting karena mempengaruhi pertumbuhan dan proses perkembangan anak.

5. Kerapian gigi memengaruhi kehidupan sosial seseorang

Dari aspek psikososial, drg. Adelia menjelaskan bahwa pembersihan gigi mempengaruhi kehidupan sosial satu, seperti pekerjaan, romansa dan lainnya. Sebuah studi menetapkan bahwa 45 persen orang dengan gigi yang dipesan memiliki lebih banyak peluang untuk mendapatkan pekerjaan.

Ini berkaitan dengan bagaimana orang lain melihat kita ketika mereka tersenyum. Selain itu, gigi yang dipesan juga dapat menambah perasaan percaya diri. Oleh karena itu, struktur gigi mempengaruhi psikologi dan kehidupan sosial.

Maloklusi atau gigi yang tidak dipesan tidak hanya berdampak pada estetika, tetapi juga pada kesehatan mulut, pencernaan dan aspek psikososial. Jika Anda berencana untuk memesan struktur gigi, pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter gigi terlebih dahulu.