majalahtren.com – Kasus Gangguan Ginjal Akut Anak Naik dalam 2 Bulan Terakhir. Sampai saat ini, orang-orang tertentu percaya bahwa masalah ginjal hanya bisa dialami oleh orang tua. Anak-anak juga dapat mengalaminya, sejujurnya. Faktanya, telah terjadi lonjakan kasus masalah ginjal yang parah pada anak-anak di Indonesia selama dua bulan terakhir.
Sehubungan dengan itu, Afiliasi Dokter Anak Indonesia membuat rekaman digital dengan tema “Masalah Ginjal Rahasia pada Anak Muda” yang dikomunikasikan di saluran YouTube IDAI_TV.
Aset orang yang diperkenalkan adalah dr. Henny Adriani Puspitasari, SpA(K) dan disutradarai oleh dr. Reza Fahlevi, SpA sebagai tuan rumah. Silakan dengarkan!
1. Ditandai dengan penurunan produksi urine
Istilah rahasia ini dibuat karena hingga saat ini kami masih mencari penyebab masalah ginjal yang parah yang kasusnya tiba-tiba melonjak selama dua bulan terakhir. Ini karena penyebabnya berbeda pada setiap pasien, sehingga tidak ada ujung yang bisa ditarik.
Satu hal yang pasti, masalah ginjal yang parah umumnya dimulai dengan penurunan produksi urin yang ekstrem, atau bahkan tidak muncul sama sekali. Kemudian, pada saat itu, diikuti oleh berbagai efek samping seperti demam, buang air besar, batuk, dan pilek.
2. Beberapa penyebab gangguan ginjal akut
Spesialis Henny mengungkapkan bahwa ada beberapa alasan untuk masalah ginjal yang parah, untuk lebih spesifiknya:
- Tidak adanya cairan karena buang air besar atau tidak minum cukup air.
- Penyakit seperti demam berdarah dengue (DBD) yang menyebabkan aliran darah ke ginjal terhambat.
- Penyakit seperti kerusakan kardiovaskular atau penyakit koroner bawaan (PJK).
- Ada penyumbatan di saluran kemih.
- Pernah mengalami kecelakaan yang merusak saluran kemih.
3. Paling banyak dialami oleh anak usia di bawah 6 tahun
Seperti yang ditunjukkan oleh dr. Henny, sebutan untuk penyakit ini adalah kelainan ginjal sedang. Ini karena perjalanan penyakitnya sangat cepat, aneh, dan penyebabnya masih belum jelas.
Wali perlu memastikan anak buang air kecil setiap 3-4 jam. Demikian juga, sebenarnya lihatlah bayangan pipis. Dengan asumsi frekuensi kencing berkurang dan warna kencing kental, segera bawa ke kantor kesehatan terdekat.
4. Waspada jika kadar ureum dan kreatininnya sangat tinggi
Muncul di klinik darurat, spesialis biasanya akan memberikan cairan infus. Namun, jika kencing tidak keluar, bahkan dengan hasil akhir mengembang, pernapasan menjadi cepat, hingga sesak, maka, pada saat itu, pemeriksaan fungsi ginjal disampaikan.
Pada acara alternatif, dr. Eka Laksmi Hidayati, SpA(K), Sekretaris Unit Koordinasi Nefrologi (UKK) IDAI, dalam rapat Zoom yang dikoordinir oleh IDAI, memaknai 80-90 persen pasien penyakit ginjal berat aneh di Jakarta memerlukan cuci darah atau hemodialisis. Menurut dia, pasien yang sembuh tidak mengalami gagal ginjal terus-menerus, sehingga tidak perlu cuci darah terus-menerus.
5. Tidak disebabkan obat-obatan tertentu
Dalam pemeriksaannya, IDAI menduga kasus penyakit ginjal berat yang bersifat rahasia yang belakangan ini melonjak tidak terkait dengan obat-obatan, sehingga tidak ada usulan untuk menjauhi obat-obatan tertentu.