Benarkah Menghentikan Asupan Gula Dapat Membunuh Sel Kanker

Benarkah Menghentikan Asupan Gula Dapat Membunuh Sel Kanker

majalahtren.com – Benarkah Menghentikan Asupan Gula Dapat Membunuh Sel Kanker. Individu tertentu percaya bahwa konsumsi gula menyebabkan sel penyakit menjadi lebih cepat. Karena, gula dianggap sebagai makanan bagi sel-sel penyakit. Anggapan ini membuat individu tertentu stres, sehingga menjauhi semua sumber makanan yang mengandung gula, termasuk makanan sumber karbohidrat.

Menghentikan konsumsi gula diklaim akan membuat sel-sel penyakit kelaparan sehingga sel-sel kanker akan mati. Namun, benarkah menghentikan asupan gula bisa membunuh sel kanker? Berikut adalah klarifikasi.

1. Benarkah menghentikan asupan gula dapat membunuh sel kanker?

Gula seharusnya menjadi nutrisi bagi sel-sel penyakit. Adanya asupan gula dianggap membuat sel-sel penyakit berkembang. Menghentikan konsumsi gula diklaim secara alami membunuh sel kanker.

Bagaimanapun, berita yang mengatakan bahwa diet tanpa gula dapat membunuh sel kanker biasanya tidak benar. Menurut Kamar Penyakit, tidak ada bukti bahwa mengonsumsi gula menyebabkan sel penyakit menjadi lebih cepat atau menyebabkan pertumbuhan ganas. Hal yang sama juga diungkapkan dalam Malignant Growth Exploration UK, bahwa tidak ada bukti bahwa melakukan diet rendah karbohidrat dapat membantu mengalahkan penyakit.

2. Menghentikan pertumbuhan sel kanker tidak semudah hanya dengan menghentikan asupan gula

Sebagian besar sel penyakit dapat menjadi lebih cepat daripada sel biasa karena membutuhkan lebih banyak energi. Artinya, sel penyakit juga membutuhkan lebih banyak glukosa. Selain glukosa, sel kanker juga membutuhkan lebih banyak suplemen lain, seperti asam amino dan lemak.

Orang-orang tertentu mungkin merasa bahwa ketika sel-sel penyakit membutuhkan lebih banyak glukosa, mencegah konsumsi gula dari makanan dapat membantu menghentikan perkembangan sel kanker. Namun, pemusnahan sel penyakit tidak hanya mendasar. Karena, semua sel tubuh padat membutuhkan asupan glukosa, bukan hanya sel pertumbuhan ganas. Meski sel penyakit membutuhkan lebih banyak glukosa, bukan berarti konsumsi gula menyebabkan sel penyakit menjadi lebih cepat atau menyebabkan pertumbuhan ganas.

3. Mengenal bentuk gula

Ada berbagai jenis gula. Jenis gula yang paling tidak kompleks hanya memiliki satu partikel, misalnya glukosa dan fruktosa.

Atom gula langsung dapat berkonsolidasi untuk membentuk rantai sub-atom yang lebih panjang. Makanan sumber yang mengandung pati misalnya nasi, kentang dan roti adalah karbohidrat yang memiliki campuran partikel gula. Semakin panjang rantai gulanya, semakin kurang manis makanan tersebut.

4. Semua sel tubuh perlu glukosa sebagai sumber energi

Hampir setiap sel dalam tubuh membutuhkan energi untuk memenuhi dan menjalankan kemampuannya dengan tepat. Energi bisa didapat dari suplemen yang kita makan, khususnya glukosa. Seolah-olah, glukosa adalah bahan bakar untuk setiap sel tubuh. Sambil memoles jenis makanan atau menikmati glukosa tinggi, glukosa tersebut akan diserap ke dalam darah sehingga cenderung digunakan oleh sel-sel tubuh.

Sementara itu, sumber makanan yang mengandung pati, seperti nasi, harus terlebih dahulu dipisahkan oleh tubuh yang mengandung protein dalam ludah dan katalisator lambung menjadi jenis gula dasar, yaitu glukosa. Jika seseorang tidak mengkonsumsi pati, sel-sel tubuh akan mengubah lemak dan protein menjadi glukosa jika semuanya gagal sehingga sel-sel tubuh bertahan.

5. Menjalani diet ketat bebas karbohidrat justru dapat mengganggu kesehatan

Diet tanpa gula berarti mengurangi asupan buah-buahan, sayuran, susu, biji-bijian dan kacang-kacangan karena jenis makanan ini mengandung gula alami. Menurut Eksplorasi Tumbuhan Ganas Inggris, tidak ada bukti bahwa diet tanpa gula dapat meningkatkan kemungkinan daya tahan tubuh setelah berakhirnya penyakit.

Mengikuti diet ketat dengan membatasi konsumsi karbohidrat sebenarnya menghambat kesehatan tubuh dalam jangka panjang. Karena, seseorang berisiko kekurangan makanan sehat jika Anda membatasi semua konsumsi gula.

6. Kebiasaan mengonsumsi gula tambahan berlebih dapat menyebabkan obesitas yang jadi faktor risiko kanker

Meskipun mengurangi konsumsi gula tidak menjamin untuk membantu mengobati penyakit, para ahli justru menyarankan untuk mengurangi jenis makanan manis. Sebab, ada hubungan memutar antara pertaruhan pertumbuhan ganas dengan gula.

Diumumkan oleh Wellbeing Direct, ada alasan kuat untuk menghindari semua asupan gula keluar masuk. Produk organik mengandung gula biasa dan memiliki kandungan yang berbeda, misalnya serat, nutrisi dan mineral yang bermanfaat bagi tubuh. Cleveland Center juga menjelaskan, bahwa yang harus dihindari bukanlah gula biasa seperti pada buah atau biji-bijian, melainkan gula tambahan yang berlebihan.

Kecenderungan mengonsumsi gula tambahan yang berlebihan dapat menyebabkan kenaikan berat badan. Bukti logis yang kuat menunjukkan kelebihan berat badan atau kekar meningkatkan pertaruhan 13 jenis pertumbuhan ganas. Stoutness adalah alasan utama yang dapat dicegah untuk pertumbuhan ganas setelah merokok.

Tidak ada bukti bahwa mengonsumsi gula menyebabkan sel penyakit menjadi lebih cepat. Pada dasarnya, semua sel tubuh membutuhkan gula sebagai sumber energi. Yang harus dihindari bukanlah asupan semua gula, tetapi kelebihan gula tambahan karena dapat menyebabkan kelebihan berat badan yang merupakan faktor risiko untuk beberapa jenis kanker.