majalahtren.com – Episkleritis: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Pengobatan. Episleritis atau episleritis adalah kondisi inflamasi yang mempengaruhi jaringan episkleks antara konjungtiva (membran lendir bening yang menyelaraskan kelopak mata internal dan sklera) dan sklera (bagian putih mata) yang terjadi tanpa infeksi. Penampilan merah karena kondisi ini tampaknya konjungtivitis, tetapi tanpa bel.
Penyebab episleritis tidak diketahui dengan jelas, tetapi dapat dikaitkan dengan kondisi inflamasi atau reumatologis yang mendasarinya, seperti rosacea, lupus atau rheumatoid arthritis.
Gejala yang khas termasuk kemerahan umum atau lokal mata, yang dapat disertai dengan rasa sakit atau ketidaknyamanan ringan, tetapi tidak ada masalah penglihatan.
1. Jenis dan gejala
Gejala utama episleritis adalah mata merah, biasanya dalam satu atau, kadang -kadang, di kedua mata. Diinformasikan oleh Healthline, ada dua jenis episleritis dan terlihat sedikit berbeda satu sama lain:
- Episkeritis sederhana atau sederhana: kemerahan di satu bagian dan, kadang -kadang, di semua mata dengan sedikit ketidaknyamanan.
- Episleritis nodular: tonjolan yang sedikit menonjol dikelilingi oleh pembuluh darah melebar, biasanya di area mata, yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan.
Meskipun episleritis sederhana dan nodular terlihat sedikit berbeda, mereka memiliki banyak gejala sendiri, yang meliputi:
- Air mata yang meluap dari produksi air mata yang berlebihan.
- Sensitivitas terhadap cahaya terang.
- Sensasi panas, berduri atau berpasir di mata.
Gejala -gejala ini umumnya tidak mempengaruhi penglihatan. Gejalanya juga bisa hilang sendirian setelah beberapa minggu dan kembali beberapa bulan kemudian.
2. Penyebab dan faktor risiko
Para ahli tidak tahu persis penyebab episleritis. Dalam kebanyakan kasus, tidak ada penyebab khusus yang ditemukan. Sekitar sepertiga dari korban episleritis memiliki kondisi yang mempengaruhi gangguan sistemik, seperti:
- Artritis reumatoid.
- Penyakit usus inflamasi.
- Lupus.
- Penyakit Crohn.
- Rosacea
- Penyakit kolagen vaskular.
Penyebab lain termasuk:
- Obat -obatan seperti topirame dan pamidronate.
- Cedera.
Beberapa hal dapat membuat seseorang lebih mungkin mengalami episleritis, yang meliputi:
- Jenis kelamin: Kondisi ini mempengaruhi lebih banyak wanita daripada pria.
- Usia: Episleritis dapat mempengaruhi anak -anak, tetapi lebih umum pada orang dewasa, terutama pada usia 40 dan 50.
- Infeksi: Jarang, infeksi bakteri, jamur atau virus tertentu bisa menjadi penyebab. Virus cacar air, yang menyebabkan cacar ular atau ubin (ubin), dapat menjadi faktor dalam beberapa kasus.
3. Diagnosis
Untuk membangun diagnosis, dokter mata akan melakukan pemeriksaan mata total. Mereka cenderung mulai melihat warna mata. Jika perubahan warna lebih berwarna ungu biru, bukan merah, mereka bisa mendiagnosisnya dengan skleritis.
Dokter juga akan menguji dengan lampu celah. Ini akan membantu dokter menunjukkan tiga dimensi di depan mata. Dokter dapat memberikan tetes mata sebelum pemeriksaan lampu Hendura untuk membuat kelainan lebih mudah.
4. Pengobatan
Episleritis dapat menghilang dengan sendirinya dalam tiga minggu jika tidak. Sebagian besar dokter mengobati episleritis untuk mempercepat pemulihan. Berdasarkan studi dalam Journal of Internal Medicine Perspectives of Journal of Community Hospital pada 2018, pengobatan episleritis umumnya menyiratkan:
- Tetes mata kortikosteroid digunakan beberapa kali sehari.
- Tetes topikal untuk mata pelumas, seperti air mata buatan.
- Dingin dikompresi tiga hingga empat kali sehari.
- Dokter dapat meresepkan obat anti -inflamasi non -steroidal oral dalam beberapa kasus parah.
Selain itu, dokter juga dapat merekomendasikan penggunaan kacamata hitam saat kegiatan di luar rumah.
5. Perbedaan episkleritis dan skleritis
Episleritis terjadi di jaringan tipis antara konjungtiva dan sklera putih. Episcsera mengakomodasi jaringan tipis pembuluh darah. Sklera adalah lapisan luar balon okular putih dan keras.
Meskipun memiliki episleritis dapat menyebabkan kekhawatiran, skleritis umumnya dianggap lebih serius dan, seringkali kondisi yang lebih menyakitkan dan lembut ketika disentuh. Skleritis bahkan dapat menjadi kondisi yang menyebabkan hilangnya penglihatan sebagian atau sepenuhnya, dan umumnya lebih terkait dengan gangguan autoimun seperti rheumatoid arthritis.
Spesialis mata dilatih untuk membedakan antara epescleritis dan skleritis. Karena skleritis kadang -kadang dikaitkan dengan kondisi autoimun sistemik, pasien umumnya akan dirawat oleh penyedia layanan kesehatan primer, ahli reumatologi atau profesional kedokteran internal.
Episleritis mungkin tampak mengkhawatirkan, tetapi ini adalah kondisi umum yang umumnya tidak menyebabkan masalah jangka panjang. Kondisi ini umumnya menghilang dalam beberapa minggu, tetapi perawatan tertentu dapat membantu mempercepat proses.
Selama pemulihan, cobalah untuk melindungi mata dari cahaya terang untuk melindungi mata cahaya terang dan gunakan mata santai atau kompres dingin.